Jumat, 27 Januari 2012

Kesempurnaan yang Aku Tunggu dariMu

            Butuh berapa lama untuk mengembalikan diriku dalam kemandirian mental ini? sudah setengah tahun aku tersiksa menjalani maasa sulit terhianati namun belum jua mendapati ketenangan kembali. kadang hati terasa tenang dan tegar, namun juga terkadang hati terasa rapuh kembali digerogoti kesepian. masih bisakah aku menemukan sosok lain yang lebih baik lagi?? kapan?? aku merasa harus cepat menemukan potongan tulang rusukku yang masih hilang ini.. tapi dimana aku harus mencari ya Tuhan, bahkan tak satupun seorang perempuan yang bener2 aku kenal saat ini. saat aku menginginkan akan mendapatkan kesempurnaan dalam agamaku justru tak ada satupun yang mendekat. apa yang harus aku lakukan ya Allah? ketika aku bisa berfikitr bahwa akan jauh lebih baik ketika aku hidup disamping wanita yang aku cintai .. aku akan jauh lebih juat dan tangguh ketika ada seseorang bernama wanita mendampingiku ...

            Dan menerima keadaan saya yang sekarang jauh lebih mudah dari pada saya yang dulu. itu sebabnya tak mudah bagi saya untuk mendapatkan seorang yang tulus mencintai karena saya dan ibu saya ... ijinkan aku menemukannya segera ya Rob ... atas nama kebesaranMu ...

Sabtu, 21 Januari 2012

GADIS BERKERUDUNG PUTIH DARI BUMI REDJO PENTUNG


....................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Kegiatan Orientasi Wawasan Kampus telah usai di petang itu. Rasa lelah dan capek sudah tak bisa tertahan lagi, serasa mata semakin lelap saat berjalan menuju kos. Sepanjang perjalanan bersama teman-teman yang searah pulang dengan sisa – sisa tenaga yang masih ada,sebenarnya banyak sekali yang kami bicarakan. Mengenai jalannya OWK, Mengenai Perempuan yang menarik dalam OWK, dan banyak hal yang menyangkut mengenai pelaksanaan OWK. Namun entah kenapa dalam pembicaraan kami banyak disebut satu nama perempuan yang rasanya juga tidak asing lagi saya dengarkan saat OWK berlangsung. Awalnya aku tak begitu peduli dan biasa saja dengan kehadirannya yang saat itu telah berhasil menjadikan dirinya menjadi buah bibir masyarakat kampus. Wajahnya yang ayu itu cepat membawanya tersohor dan familiar didengar telinga. Lama – lama aku risih juga mendengar namanya yang begitu agung didengungkan. Aku penasaran ingin melihatnya sebenarnya sepertiapa hingga begitu banyak pria kampus yang tergila – gila. Shabrina Amalia Fahmi namanya, seorang gadis muslim yang berasal dari Bumi Redjo Pentung Tulung Agung.
Shabrina adalah seorang gadis cantik (buatku tercantik di kampusku dan dimanapun), lulusan dari sebuah sekolah agama Islam Negeri Di kota kediri. Perilakunya santun, menarik dan halus tutur katanya. Banyak orang menyukainya karena semua aspek tersebut. Ditambah lagi kemandiriannya dan sikapnya yang tak pernah kenal menyerah yang membuatku salut. Dia adalah anak sulung dari dua bersaudara. Bapak ibunya memang tinggal di desa namun sepertinya merupakan orang yang dihormati dan cukup sukses di desanya.tak pernah ada cacatnya dan kurangnya selain kurang beruntung karena tidak mendapatkanku.hehehe (Menghibur diri sendiri).
                Tiba saat aku secara tidak sengaja bertegur sapa dengannya saat hendak barengan pulang kampung menjelang lebaran. Mulai detik itu aku benar-benar yakin kenapa begitu banyak orang membicarakannya, karena pemang pantas dia dibicarakan diatas pesona indahnya yang benar – benar nyata. Semula aku berfikir: ”ahh, apakah mungkin orang seperti ini mampu aku kenali ya Allah?”. Itu mungkin sangat dimaklumi karena pada waktu itu keadaanku sedang semrawut sekali (Kata Ibukku). Hehehe. Bagaimana tidak, Badanku kurus kering, kulit hitam,dan kepala botak (karena setelah menjalani ospek). Lebih mirip pentol korek mungkin tepatnya. Belum lagi ditambah dengan dua gigi depanku yang patah akibat nostalgiaku sewaktu SMP yang pernah mengalami kecelakaan. Menambah daftar deritaku yang kemudian membuatku semakin minder berkenalan dengan gadis itu.
Beberapa saat kemudian, tahun ajaran baru yang mulai bergulir. Aku menjalani dengan penuh semangat kerena memang saat liburan aku terus terbayang dengan gadis berkerudung putih itu. Pada akhirnya di salah satu hari, ada sebuah “audisi” pemilihan delegasi suatu organi sasi kampus yang akan digunakan untuk mewakili kampus dalam ajang Nasional. Wah aku ikut saja karena memang lagi hobi-hobinya kumpul – kumpul.
Saat selasa sore pukul 3, ternyata banyak sekali yang mengikuti audisi itu, aku yang berangkat agak terlambat dengan agak tertunduk masuk kedalam ruangan beratapkan seng yang panas itu. Lima menit aku duduk, aku mulai berani memandangi satu persatu wajah peserta yang lainnya. Nampak aku yang paling culun waktu itu. Pandangan mataku tiba-tiba terhenti pada satu sudut dimana aku melihat seseorang yang luar biasa cantik yang selama ini menjadi hayal – hayalanku. Ya benar, ternyata gadis berkerudung itu adalah gadis yang sama sewaktu aku pulang kampung kemaren, Shabrina Amalia Fahmi.
Setahun sebelum saya memutuskan untuk menjalin kasih dengannya, awalnya hanya sebuah keelokan paras yang luar biasa, namun setahun kemudian setelah aku benar - benar  menjadi seorang kekasihmu, aku ternyata salah. Ternyata aku temukan sejuta pesona dari dalam dirimu yang tak kalah indahnya ibanding parasmu yang elok itu. Tutur katanya, kebaikannya, akhlaknya, agamanya, dan wataknya yang penuh ambisi justru membuat aku semakin menobatkan diriku sendiri sebagai seorang yang amat beruntung. Dia adalah sosok wanita yang sabar, penyayang, dan mampu memberikan kenyamanan serta ketenteraman untukku.
Kisah yang telah lama kami jalin begitu indah, tak satupun pertengkaran besar kita pernah lakukan. Toleransi dan pengertian satu sama lain kami lakukan bersama sehingga mungkin takkan pernah ada yang mampu menyangka bahwa diujung kisah kami ternayata tidaklah mampu menjadi satu. Bahkan ada teman yang bilang bahwa kami adalah pasangan paling serasi dan romantis sepanjang masanya kampus. Walaupun agak lebay juga tapi toh saya amini juga.
............................................................................................................................................................................................................................................................................................................

Jumat, 20 Januari 2012

Bantul, 4 Oktober 2011 (21:41)


Subhanallah , rasanya baru satu hari ini aku niatkan hidupku dengan ibadah kepadaMu ya Allah. Aku serahkan urusan keduniawianku. Seolah – olah Rasanya tenang sekal. Dada ini seakan ringan dan tak ada rasa angkuh untuk melulu memikirkan masalah keduniawian. Allah, aku sadari masih banyak tanggungan yang aku harus tunaikan. Terutama untuk memerdekakan ibuku dan mengangkat derajat beliau. Namun sepertinya hari ini aku telah menemukan jawabannya. Aku merasa takkan perlu khawatir karena pasti engkau takkan diam saja melihat hambamu ini berjuang sendirian. Jika engkau berkehendak, takkan sulit semuanya akan terjadi ya Rob. Kini aku hanya ingin bermunajat kepadamu agar aku senantiasa engkau beri pengampunan dan selanjutnya engkau selalu sertai disetiap jengkal langkahku dan setiap hembus nafasku. Jadikanlah aku hambamu yang senantiasa tetap rendah hati dalam segala keadaan yang engkau berikan kepadaku. Jangan biarkan kesombongan menghinggapi diri hamba, karena hamba tau semua hal yang hamba capai sekarang berasal dari kemurahanMu ya Allah.
Semoga setidaknya aku yang hanya mampu berbuat sebaik mungkin terhadap apa yang ada di depanku ini senantiasa engkau berikan kasihMu. Sehingga hidup hamba selanjutnya akan mampu mengasihi umatmu yang lainnya karenaMu. Amiin .. 

Sebuah Kekecewaan yang Bermakna

Tuhan, akupun tak kunjung menemukan seseorang yang aku idam – idamkan itu. Akankah semuanya akan berlangsung apa adanya dan kreteriaku itu takkan mampu diisi oleh siapapun? Hmm, lanjut lagi aku bercerita ya Allah. Memang perlahan aku memahami dengan sulit bahwa hiduppun musti realistis. Aku siapa dia siapa.. keikhlasan itu memang sulit untuk kudapat, namun mau bagaimana lagi ketika waktu telah menunjukkan jamannku sendiri. Memang tak pernah ku ingini semua ini. Sekarang yang paling realistis hanya mencari lagi. Meskipun susah sekali, namun mungkin ini adalah bagian dari pelajarannMu untukku. Aku kudu bersabar mencari, kerja lebih kras, berdoa lebih giat karena bagaimanapun sesungguhnya aku sadari banyak yg belum siap pada diriku jikalau ternyata aku harus berkeluarga. Tiang agama masih jauh dari kekokohan, kemandirian finansial masih aku coba tata, tanggunangan untuk membenahi rumah ibu dan kehidupannya sangat mendesak dan mungkin ada lagi keinginanku untuk kuliah lagi. Wah ternyata kesimpulannya adalah masih kurang dari 20% kesiapanku. Hmm tanpa bermaksud untuk menyepelekan anugerahmu yang selalu saja hadir tiba2 ya Allah. Memang semua akan engkau cukupkan ketika hambamu mau melangkah dan berusaha, namun entah mengapa mungkin aku masih sangat kurang dari beberapa aspek. Ibarat perang sama saja aku mengantarkan leher untuk lawan.