....................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Kegiatan Orientasi Wawasan Kampus telah usai di petang itu. Rasa lelah
dan capek sudah tak bisa tertahan lagi, serasa mata semakin lelap saat berjalan
menuju kos. Sepanjang perjalanan bersama teman-teman yang searah pulang dengan
sisa – sisa tenaga yang masih ada,sebenarnya banyak sekali yang kami bicarakan.
Mengenai jalannya OWK, Mengenai Perempuan yang menarik dalam OWK, dan banyak
hal yang menyangkut mengenai pelaksanaan OWK. Namun entah kenapa dalam
pembicaraan kami banyak disebut satu nama perempuan yang rasanya juga tidak
asing lagi saya dengarkan saat OWK berlangsung. Awalnya aku tak begitu peduli dan
biasa saja dengan kehadirannya yang saat itu telah berhasil menjadikan dirinya
menjadi buah bibir masyarakat kampus. Wajahnya yang ayu itu cepat membawanya tersohor
dan familiar didengar telinga. Lama – lama aku risih juga mendengar namanya
yang begitu agung didengungkan. Aku penasaran ingin melihatnya sebenarnya
sepertiapa hingga begitu banyak pria kampus yang tergila – gila. Shabrina
Amalia Fahmi namanya, seorang gadis muslim yang berasal dari Bumi Redjo Pentung
Tulung Agung.
Shabrina adalah seorang gadis cantik (buatku tercantik di kampusku dan
dimanapun), lulusan dari sebuah sekolah agama Islam Negeri Di kota kediri.
Perilakunya santun, menarik dan halus tutur katanya. Banyak orang menyukainya
karena semua aspek tersebut. Ditambah lagi kemandiriannya dan sikapnya yang tak
pernah kenal menyerah yang membuatku salut. Dia adalah anak sulung dari dua
bersaudara. Bapak ibunya memang tinggal di desa namun sepertinya merupakan
orang yang dihormati dan cukup sukses di desanya.tak pernah ada cacatnya dan
kurangnya selain kurang beruntung karena tidak mendapatkanku.hehehe (Menghibur
diri sendiri).
Tiba saat aku secara tidak
sengaja bertegur sapa dengannya saat hendak barengan pulang kampung menjelang
lebaran. Mulai detik itu aku benar-benar yakin kenapa begitu banyak orang
membicarakannya, karena pemang pantas dia dibicarakan diatas pesona indahnya
yang benar – benar nyata. Semula aku berfikir: ”ahh, apakah mungkin orang
seperti ini mampu aku kenali ya Allah?”. Itu mungkin sangat dimaklumi karena
pada waktu itu keadaanku sedang semrawut sekali (Kata Ibukku). Hehehe.
Bagaimana tidak, Badanku kurus kering, kulit hitam,dan kepala botak (karena
setelah menjalani ospek). Lebih mirip pentol korek mungkin tepatnya. Belum lagi
ditambah dengan dua gigi depanku yang patah akibat nostalgiaku sewaktu SMP yang
pernah mengalami kecelakaan. Menambah daftar deritaku yang kemudian membuatku
semakin minder berkenalan dengan gadis itu.
Beberapa saat kemudian, tahun ajaran baru yang mulai bergulir. Aku menjalani
dengan penuh semangat kerena memang saat liburan aku terus terbayang dengan
gadis berkerudung putih itu. Pada akhirnya di salah satu hari, ada sebuah
“audisi” pemilihan delegasi suatu organi sasi kampus yang akan digunakan untuk
mewakili kampus dalam ajang Nasional. Wah aku ikut saja karena memang lagi
hobi-hobinya kumpul – kumpul.
Saat selasa sore pukul 3, ternyata banyak sekali yang mengikuti audisi
itu, aku yang berangkat agak terlambat dengan agak tertunduk masuk kedalam
ruangan beratapkan seng yang panas itu. Lima menit aku duduk, aku mulai berani
memandangi satu persatu wajah peserta yang lainnya. Nampak aku yang paling
culun waktu itu. Pandangan mataku tiba-tiba terhenti pada satu sudut dimana aku
melihat seseorang yang luar biasa cantik yang selama ini menjadi hayal –
hayalanku. Ya benar, ternyata gadis berkerudung itu adalah gadis yang sama
sewaktu aku pulang kampung kemaren, Shabrina Amalia Fahmi.
Setahun sebelum saya memutuskan untuk menjalin kasih dengannya, awalnya
hanya sebuah keelokan paras yang luar biasa, namun setahun kemudian setelah aku
benar - benar menjadi seorang kekasihmu,
aku ternyata salah. Ternyata aku temukan sejuta pesona dari dalam dirimu yang
tak kalah indahnya ibanding parasmu yang elok itu. Tutur katanya, kebaikannya,
akhlaknya, agamanya, dan wataknya yang penuh ambisi justru membuat aku semakin
menobatkan diriku sendiri sebagai seorang yang amat beruntung. Dia adalah sosok
wanita yang sabar, penyayang, dan mampu memberikan kenyamanan serta
ketenteraman untukku.
Kisah yang telah lama kami jalin begitu indah, tak satupun pertengkaran
besar kita pernah lakukan. Toleransi dan pengertian satu sama lain kami lakukan
bersama sehingga mungkin takkan pernah ada yang mampu menyangka bahwa diujung
kisah kami ternayata tidaklah mampu menjadi satu. Bahkan ada teman yang bilang
bahwa kami adalah pasangan paling serasi dan romantis sepanjang masanya kampus.
Walaupun agak lebay juga tapi toh saya amini juga.
............................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar