Jumat, 20 Januari 2012

Sebuah Kekecewaan yang Bermakna

Tuhan, akupun tak kunjung menemukan seseorang yang aku idam – idamkan itu. Akankah semuanya akan berlangsung apa adanya dan kreteriaku itu takkan mampu diisi oleh siapapun? Hmm, lanjut lagi aku bercerita ya Allah. Memang perlahan aku memahami dengan sulit bahwa hiduppun musti realistis. Aku siapa dia siapa.. keikhlasan itu memang sulit untuk kudapat, namun mau bagaimana lagi ketika waktu telah menunjukkan jamannku sendiri. Memang tak pernah ku ingini semua ini. Sekarang yang paling realistis hanya mencari lagi. Meskipun susah sekali, namun mungkin ini adalah bagian dari pelajarannMu untukku. Aku kudu bersabar mencari, kerja lebih kras, berdoa lebih giat karena bagaimanapun sesungguhnya aku sadari banyak yg belum siap pada diriku jikalau ternyata aku harus berkeluarga. Tiang agama masih jauh dari kekokohan, kemandirian finansial masih aku coba tata, tanggunangan untuk membenahi rumah ibu dan kehidupannya sangat mendesak dan mungkin ada lagi keinginanku untuk kuliah lagi. Wah ternyata kesimpulannya adalah masih kurang dari 20% kesiapanku. Hmm tanpa bermaksud untuk menyepelekan anugerahmu yang selalu saja hadir tiba2 ya Allah. Memang semua akan engkau cukupkan ketika hambamu mau melangkah dan berusaha, namun entah mengapa mungkin aku masih sangat kurang dari beberapa aspek. Ibarat perang sama saja aku mengantarkan leher untuk lawan. 

1 komentar:

  1. sayapun merasakan begitu sakit yang tengah terjadi.seseorang yang saya cintai telah hilang kepelukan orang lain.namun saya akan perjuangkan cinta ini sampai indah pada waktunya sampai aku benar benar mendapatkan cintanya.

    BalasHapus